*Rizki Kurniawan Nakasri Diingatkan Akan Pentingnya Filosofi Kato Nan Ampek dalam Kehidupan Bermasyarakat*
*Rizki Kurniawan Nakasri Diingatkan Akan Pentingnya Filosofi Kato Nan Ampek dalam Kehidupan Bermasyarakat*
– Sebagai calon pemimpin masa depan Kabupaten Limapuluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri, calon bupati nomor urut 4, diingatkan untuk memahami dan menjunjung tinggi filosofi Kato Nan Ampek, sebuah warisan budaya Minangkabau yang mengajarkan adab dan tata krama dalam berkomunikasi. Filosofi ini lahir dari kearifan lokal Minang yang mengutamakan keselarasan antara adat dan agama, sebagaimana tercermin dalam pepatah adat: Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Alam Takambang Jadi Guru—pepatah Minangkabau yang bermakna bahwa bahkan alam dapat menjadi sumber pelajaran—menjadi landasan untuk terus belajar dari segala aspek kehidupan. Begitu pula dalam memimpin, seorang calon pemimpin seperti Rizki diharapkan mampu memahami setiap lapisan masyarakat melalui komunikasi yang bijaksana dan penuh penghormatan sesuai Kato Nan Ampek.
Empat unsur dalam Kato Nan Ampek terdiri dari:
1. *Kato Mandata* – Bahasa yang digunakan dalam pergaulan dengan teman sebaya. Kato ini lebih fleksibel dan informal, tetapi tetap menjaga kesopanan.
2. *Kato Mandaki* – Cara berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormati, seperti guru atau tokoh masyarakat, yang menuntut kelembutan, kesantunan, dan penghormatan.
3. *Kato Manurun* – Bahasa yang digunakan kepada orang yang lebih muda. Sebagai calon pemimpin, Rizki diingatkan untuk selalu berbicara dengan kasih sayang dan menghargai anak-anak muda, tanpa kekerasan atau kata-kata kasar.
4. *Kato Malereang* – Bahasa yang dipakai dalam komunikasi dengan orang-orang yang dihormati dalam adat, seperti pemimpin nagari atau para datuk. Dalam konteks ini, santun dan menghargai adalah kunci.
Dalam perkembangan zaman, budaya Minangkabau, termasuk Kato Nan Ampek, mulai tergerus oleh pengaruh global dan penggunaan bahasa nasional. Banyak generasi muda Minang tidak lagi menggunakan bahasa ibu dan lupa dengan tata krama adat. Namun, sebagai calon pemimpin yang mengakar pada budaya lokal, Rizki Kurniawan Nakasri diharapkan dapat menjadi contoh dan penggerak dalam menjaga nilai-nilai luhur ini.
“Kita berharap calon bupati nomor urut 4 bisa menghidupkan kembali filosofi Kato Nan Ampek dalam setiap interaksi, sehingga dapat membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan masyarakat,” ujar salah satu tokoh adat Payakumbuh.
Dengan mengedepankan komunikasi yang sesuai dengan falsafah Minang, Rizki dapat menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik tidak hanya mengandalkan visi dan program, tetapi juga kemampuan untuk merangkul semua kalangan dengan adab dan tata krama yang terjaga.
==========
Armen.AW