HILIRISASI GAMBIR: IPTEK PENGOLAHAN KATEKIN GAMBIR DI KECAMATAN MUNGKA
Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, di aula kantor Wali Nagari Talang Maur, Asosiasi Pekebun Pemerhati dan Pelaku Usaha Gambir (AP3G) Kabupaten Lima Puluh Kota bekerja sama dengan ATI Padang melaksanakan kegiatan hilirisasi gambir. Kegiatan ini berupa pengenalan teknologi dan ilmu pengetahuan (IPTEK) dalam pengolahan sabun dari gambir dan pengolahan sampah gambir menjadi pupuk organik kepada masyarakat pelaku gambir di Kecamatan Mungka.
Kegiatan ini terlaksana berkat komunikasi yang baik antara AP3G dengan pihak akademik di ATI Padang, khususnya Dr. M. Taufik Eka Prasada, M.Si, yang juga Ketua Tim dari institusi yang sering disebut Politeknik Padang, di bawah naungan Kementerian Perindustrian. Menurut Ibu Wirpentati, anggota Dewan Pengawas AP3G, visi dan sudut pandang yang sama mengenai masalah gambir memungkinkan kegiatan tersebut dapat terlaksana. Imran Sarimudanas, selaku Sekretaris, menambahkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun kekuatan bersama di kalangan pelaku gambir, sehingga ketergantungan terhadap oligarki gambir yang selama ini mendominasi, terutama dari India, dapat diputus atau setidaknya mencari alternatif lain untuk pemasaran komoditas gambir.
Ikbal Maulana, Ketua AP3G, sangat mengharapkan agar kegiatan ini dapat diimplementasikan di tengah masyarakat pelaku gambir, sehingga nilai tawar pekebun gambir dapat lebih kuat di pasar. Animo masyarakat untuk mengikuti pelatihan ini cukup tinggi. Awalnya, pelatihan ditargetkan untuk 15 peserta, namun lebih dari 50 orang dari berbagai nagari di Kecamatan Mungka mendaftar dan menghadiri acara ini. Pjs. Wali Nagari Talang Maur, Riki Fs, menyambut baik kegiatan tersebut dan berharap pengabdian perguruan tinggi terhadap masyarakat terus berlanjut dalam bidang-bidang lainnya.
Setelah acara, Hendra Triwarman, Ketua Pengawas AP3G, berpendapat bahwa ilmu terapan untuk produk turunan gambir yang sebelumnya asing bagi masyarakat ternyata tidak sulit dipahami. Buktinya, dalam sehari praktek pengolahan sabun gambir dan pengolahan sampah organik yang biasa disebut air kalincuang menjadi pupuk, dapat dimengerti oleh peserta pelatihan. Mereka bahkan bersemangat untuk menjadikannya sebagai usaha keluarga. Pemaparan materi tentang produksi katekin dari gambir juga menarik perhatian peserta. Harga katekin yang tinggi, yang ditawarkan oleh Ikbal sebagai penampung untuk diekspor, menimbulkan minat peserta untuk mempelajari lebih lanjut, setidaknya sebagai antisipasi jika harga gambir turun ke titik yang tidak menguntungkan.